TAKUT DENGAN OMONGAN ORANG LAIN? INI DIA TIPS MENCEGAH DAN MENGATASINYA

Pernahkah anda mengalami tidak jadi dalam melakukan sesuatu karena takut dengan omongan orang lain? Atau mengalami kecemasan karena takut dengan omongan orang lain terhadap apa yang kita lakukan? Jika jawabannya iya, maka anda mengalami Fear Of Other People's Opinion (FOPO). Apa itu FOPO dan bagaimana cara menghindarinya, let's read to the next page.

takut dengan omongan orang lain


Apa itu FOPO?

Fear Of Other People's Opinion (FOPO) adalah takut dengan pendapat dan penilaian orang lain atau perasaan takut akan omongan orang. FOPO ini dapat menimbulkan keragu-raguan terhadap diri sendiri, perasaan cemas dan takut terhadap sesuatu, serta merasa tidak percaya diri dalam melakukan apapun.

Michael Gervais seorang Psikolog dunia mengatakan bahwa "Our fear of other people’s opinions, or FOPO as I call it, has become an irrational and unproductive obsession in the modern world, and its negative effects reach far beyond performance."

Jadi intinya kondisi FOPO berlebihan akan membatasi ruang kreatifitas bahkan merusak produktifitas dan dapat menghilangkan kesempatan baik dalam hidup. Jadi jika mengalami kondisi ini, wajib segera untuk mengobatinya, karena jika tidak, dapat merusak kreatifitas dan produktifitas dalam diri kita.

Sebenarnya mengalami kecemasan akan omongan orang lain adalah hal manusiawi. Namun jika dilakukan terus menerus dan berlebihan bahkan sampai membatasi ruang gerak dan kreatifitas diri kita, ini sudah berbahaya dan wajib segera ditangani. Dan ini yang dinamakan bahwa anda  sudah mengalami Fear Of Other People's Opinion (FOPO). 

Takut dengan omongan orang lain terjadi tidak hanya dalam kehidupan nyata tetapi juga terjadi pada dunia maya, khususnya media sosial. Selalu merasa khawatir jika mengupload atau beropini tentang sesuatu adalah sebuah kesalahan. Takut dicela, takut dikritik, takut dikatakan pamer, takut dihujat, dan lain sebagainya. Pada akhirnya tidak jadi melakukan apa yang kita inginkan di media sosial. Secara tidak langsung kehadiran media sosial ini membuat FOPO seseorang bisa semakin besar.

Dilansir dari laman UGM, T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., seorang Dosen Psikolog UGM mengatakan bahwa “Ditambah dengan penggunaan media sosial menjadi salah satu pemicu orang-orang mengalami FOPO. Melalui media sosial ini pendapat orang semakin terbuka, imagenya terbuka, meskipun ada beberapa orang yang memang selalu khawatir dengan pendapat orang sejak dulu”. Artinya dunia media sosial mempunyai peranan besar dalam membuat orang mengalami FOPO.

FOPO


Kondisi ini tentu saja akan membuat hidup anda ruang geraknya dibatasi dan menjadi ribet. Tentu saja dibatasinya karena pikiran dan kekhawatiran yang diciptakan oleh otak dan perasaan kita sendiri. Tidak hanya terjadi pada usia dewasa, fenomena FOPO juga bisa terjadi pada semua usia seperti anak-anak dan juga remaja. 

T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., juga menambahkan bahwa fenomena FOPO ini terbentuk hasil dari budaya dan pendidikan. Dimana budaya feodalisme dan konformitas yang masih begitu kuat di masyarakat termasuk di Indonesia sehingga menjadi salah satu lahirnya FOPO ini.

Selain itu Novi juga menambahkan, bahwa beberapa orang belum memiliki kesadaran terhadap identitas dirinya sendiri. Sehingga sangat penting kita mengenali diri kita sendiri dan akhirnya kita mengenaldiri kita dengan baik. Dengan begitu kita tidak akan mengalami kecemasan atau kekhawatiran lagi akan pendapat orang lain, dan tidak takut menghadapi perbedaan dalam banyak hal. 

Entah itu pendapat atau pun pencapaian. Karena semestanya orang yang sudah mengenal entitas dirinya, akan sadar betul bahwa setiap orang memiliki pola pikir, pendapat, dan pencapaian yang berbeda-beda jadi tidak perlu membandingkan dengan orang lain.

Tips Mencegah dan Mengatasi FOPO

Ada banyak tips yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau menghindari kondisi takut dengan omongan orang lain pada mental kita. Agar mental atau psikis kita kembali menemukan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa cemas terhadap omongan orang lain.

1. Fokus pada hal yang bisa kita kontrol

Michael Gervais menyebutkan bahwa untuk menghilangkan rasa takut dengan omongan lain ini salah satu caranya adalah dengan fokus terhadap hal-hal yang bisa kita kontrol atau bisa diri kita kendalikan. Yaitu fokus pada kehdiupan diri anda sendiri.

Kontrol respons terhadap apa yang menjadi pendapat orang lain. Selalu berikan respons positif terhadap semua komentar yang hadir, baik itu komentar positif terlebih itu adalah hal negatif. Sehingga emosi, pikiran anda akan tetap sehat.

2. Pahami prinsip hidup 

Pahami apa yang menjadi prinsip hidup kita, kenali nilai diri yang dimiliki, dengan begitu akan lebih open minded terhadap semua pendapat yang berdatangan. Karena menurut Michale Gervais, kecemasan dan ketakutan akan muncul ketika anda tidak mengenali prinsip hidup anda sendiri.

3. Bekali anak dengan pendidikan

Sementara menurut Novi, pendidikan dari rumah dan sekolah menjadi salah satu untuk mencegah takut dengan omongan orang lain. Pendidikan membuat anak-anak jauh lebih percaya diri, dengan begitu anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi utuh dan mandiri.

Hal ini akan membuat emosi anak menjadi lebih positif yang akan membuatnya terhindari dari malu, rasa cemas, khawatir yang berlebihan, tidak memiliki harapan, dan lainnya. Tentu saja hal ini akan berefek baik juga ketika anda sudah dewasa nanti.

4. Perbanyak aktivitas positif

Salah satu cara lain untuk mencegah atau mengobati FOPO adalah dengan memperbanyak aktivitas positif sehingga kita tidak akan memikirkan banyak hal. Hal ini juga dapat mengurangi kecemasan atau kekhawatiran yang dirasakan.

5. Fokus kembangkan diri

Melakukan pengembangan diri atau investasi leher ke atas, menjadi salah satu solusi untuk mencegah dan mengobati FOPO yang berlebihan. Terus upskilling dan reskliing kemampuan diri, tingkatkan value diri. 

Hal ini akan membuat anda memiliki banyak wawasan dan pengetahuan, tentu saja akan mendorong anda semakin percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain. Pastinya juga akan mengikis secara perlahan akan ketakutan terhadap opini orang lain.

Fear Of Other People's Opinion


Hal ini juga sejalan dengan pendapat Pete Cowell, bahwa isi waktu kita setiap harinya dengan bekerja keras dan terus kembangkan diri sendiri sampai mencapai batas maksimalnya. Dengan begitu kita akan fokus ke diri sendiri dan tidak ambil pusing terhadap penilaian orang lain terhadap kita.

6. Lakukan afirmasi positif terhadap diri sendiri

Mengatakan hal-hal yang baik tentang diri kita sendiri, secara tidak langsung akan meningkatkan rasa percaya diri kita dan bahkan akan menarik energi positif dari berbagai arah. Bahkan membantu pikiran kita selalu positif dan menyebarkan energi positif juga kepada orang lain.

Ingat dalam buku Do You Think What You Think You Think karangannya Julian Baggini mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan itu yang akan terjadi dalam hidup kita. Maka selalu pikirkan dan lakukan afirmasi positif terhadap diri sendiri, maka yang akan datang dalam kehidupan dan pikiran kita juga adalah hal-hal yang positif.

7. Tanamkan ke diri sendiri bahwa kita manusia

Menerapkan atau menanamkan kepada diri sendiri bahwa kita juga adalah manusia yang sangat wajar sesekali melakukan kesalahan. Orang lain pun akan melakukan hal yang sama. Hal ini akan membantu untuk mengurangi rasa cemas atau takut dengan omongan orang lain.

8. Tanamkan dalam diri bahwa tidak semua orang peduli

Sesekali atau dalam beberapa hal kita menganggap bukan siapa-siapa adalah sesuatu hal yang baik. Termasuk dalam hal ini. Anggap kita bukan siapa-siapa dan anggap orang lain tidak peduli dan tidak punya waktu dengan kehidupan kita. Hal ini akan membantu membuat rasa cemas akan pendapat orang lain pastinya akan berkurang atau bahkan hilang. Termasuk diri kita juga tidak perlu mengurusi hidup orang lain.

9. Berhenti menilai orang lain

Kadang rasa cemas atau khawatirnya kita timbul karena kita terus-terusan menilai orang lain. Sehingga kita beranggapan bahwa orang lain juga menilai kita seperti apa yang kita pikirkan. Jadi mulai sekarang berhenti menilai orang lain dan fokus kepada diri sendiri agar terhindari dari takut dengan omongan orang lain.

10. Konsultasi dengan profesional

Jika kondisi FOPO sudah dianggap parah, sebaiknya anda melakukan konsultasi dengan profesional seperti psikolog atau pun konselor. Hal ini dilakukan untuk mengobati serta mengantisipasi hal-hal lain yang lebih parah.

Itu dia apa itu FOPO atau takut dengan omongan orang lain dan bagaimana cara menghindarinya. Selalu lakukan hal-hal yang baik agar kita terhindar dari memikirkan pendapat orang lain tentang diri kita. Fokus mengembangkan diri sendiri dan tingkatkan self love, sehingga akan meningkatkan rasa percaya diri dan selalu menyebarkan energi positif bagi orang di sekitar kita.

Referensi:

https://www.boc.institute/single-article/about-fopo-or-fear-of-other-people%E2%80%99s-opinions
https://hbr.org/2019/05/how-to-stop-worrying-about-what-other-people-think-of-you
https://www.oprahdaily.com/life/health/a46075330/fopo-fear-of-peoples-opinions/
https://tirto.id/arti-fenomena-fopo-penyebab-cara-mengatasinya-menurut-psikolog-gHpA
https://ugm.ac.id/id/berita/23732-apa-itu-fopo-dan-dampaknya-bagi-kesehatan-mental-menurut-psikolog-ugm/

20 Coment

  1. Bikin lelah gak sih cuma mikirin omongan orang aja, hihi.
    Lebih asik sih jalani hidup aja, yang penting tidak menyenggol orang. Berusaha gapai keridhoan-NYA

    BalasHapus
  2. Uhm. Daku kenal beberapa.orang kayak gini. Ada juga yg kasihan karena udah sepuh eh masih aja kayak gini. Apa2 takut salah dan tergantung pada penilaian orang lain.

    Padahal aslinya mahbbisa cuek ya toh orang yg nyinyir juga hak kasih kita makan.

    BalasHapus
  3. Saya baru tahu istilah FOPO ini, Mbak. Dan saya pernah mengalami hal ini. Namun tips saya adalah saya berprinsip, ngapain memikirkan omongan orang. toh yang paling tau diri saya ya saya sendiri. Apalagi yang saya lakukan ini benar dan halal. Tidak makan ini pada orang lain hahaha.
    sesuai kata bijak, kita tidak bisa menutup mulut orang lain, tapi kita bisa menutup kedua telingan sendiri. Kecuali kalau sudah kelewatan, baru disamperin untuk membenaran terhadap apa yang kita lakukan selama ini.

    BalasHapus
  4. Saya sih sepakat dengan tips ini, terutama fokus terhadap pengembangan diri agar tidak terlalu banyak waktu terbuang untuk dengarin ocehan orang lain. (Talif)

    BalasHapus
  5. Setuju bangettt, ada kalanya hal2 yang di luar kendali kita terus bikin beban ke diri sendiri tuh ngga usah dipikirkan berat2 lah hehehe.. soalnya kalo dipikirin yang ada kita ngga maju2 dan fokus di masa lalu

    BalasHapus
  6. Mau apa-apa susah karena khawatir sama pendapat orang lain. Jadinya, kita nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak produktif.

    Bagusnya memang kita nggak usah fokus sama hal-hal yang nggak bisa kita kendalikan.

    BalasHapus
  7. Wah ada istilah baru nih. FOPO. Dan sbnrnya perasaan ini udh ada sejak lama tp blm ada istilah utk menyebutnya.

    Misal wkt kita sekolah pasti diranyain kpn lulus. Kl udh lulus, ditanya kpn kawin. Kl ufh kawin, psti ditanya kpn pny anak. Kl ufh pny anak satu, psti ditanya lg kpn pny anak 2. Ntr tmbh lg, kpn pny rmh, mobil, sawah dll.

    Kalo sebel dgn pertanyaan itu, coba balik fgn pertanyaan, kapan kamu mati? Pasti dia diam seketika. Hahaha.

    BalasHapus
  8. Baru tahu soal FOPO alias Fear of People Opinion ini. Dari pengalaman biasanya yang bikin FOPO itu orang tua/pasangan sering membanding-bandingkan juga. Tapi gak tahu juga apa ada sebab lain.

    BalasHapus
  9. Di media sosial, aku termasuk yang udah males berkomentar. Males kalau sampai terjebak dalam debat nggak berkesudahan dengan orang entah siapalah.

    BalasHapus
  10. FOPO tuh bikin non produktif
    Bikin lelah hati dan pikiran
    Makanya harus dihadapi dengan "bodo amat"

    BalasHapus
  11. Istilah baru ya ini, FOPO memang kudunya diedujasi sama anak juga yah, biar makin paham kalo memang nggak semua orang peduli.

    BalasHapus
  12. yang paling terasa sih, belajar masa bodo dan setting boundaries atau batasan diri. Ini ampuh untuk saya yang kerap ngalamin FOPO karena saya tipe people pleasure. But alhamdulillah, karena berhadapan dengan kasus yang cukup rumit dan pelik terkait kepengurusan organisasi dunia nyata, saya jadi lebih bisa respek sama diri sendiri dibanding ngurusin pendapat orang. karena kita mau baik atau gak, ya tetep omongan mah bakalan ada. yang penting ya kitanya gak peduli dan boleh boleh aja masa bodo dengan others opinion. overthingkin mikirin opini orang apalagi yang negatif cuman bikin rudet dan gak produktif.

    kecuali, opininya positif ya. tapi bisa jadi masukan negatif jadi pecut untuk lebih kreatif sih, tergantung bagaimana penerimaan kita nya.

    BalasHapus
  13. yang paling terasa sih, belajar masa bodo dan setting boundaries atau batasan diri. Ini ampuh untuk saya yang kerap ngalamin FOPO karena saya tipe people pleasure. But alhamdulillah, karena berhadapan dengan kasus yang cukup rumit dan pelik terkait kepengurusan organisasi dunia nyata, saya jadi lebih bisa respek sama diri sendiri dibanding ngurusin pendapat orang. karena kita mau baik atau gak, ya tetep omongan mah bakalan ada. yang penting ya kitanya gak peduli dan boleh boleh aja masa bodo dengan others opinion. overthingkin mikirin opini orang apalagi yang negatif cuman bikin rudet dan gak produktif.

    kecuali, opininya positif ya. tapi bisa jadi masukan negatif jadi pecut untuk lebih kreatif sih, tergantung bagaimana penerimaan kita nya.

    BalasHapus
  14. Waduh ini dia yang lagi marak, omongan orang yang bikin resah.

    Nah, agar tidak terdampak karena omongan orang, bisa nih pakai tips di atas agar pikiran dan hati tetap sehat.

    BalasHapus
  15. Fear Of Other People's Opinion (FOPO) bikin rugi sendiri, nggak bisa produktif, dan malah jatuh dalam keterpurukan. Semoga kita semua terhindar dari FOPO ini...

    BalasHapus
  16. saatnya menjadi dinoraurus, wkwkk.Baru tahu istilah FOPO ini. memiliki sikap bodoamat penting banget di kehidupan sekarng memang ya Kak. Fokus pada perkembangan diri sendiri aja sih memang yang penting. Semangaaat

    BalasHapus
  17. Wah iya ini ternyata ada ya istilah FOPO. Aku pernah ngerasain sampai aku sadar berada di posisi ketika lihat orang lain aku juga cuek aja sih. Jadi kenapa harus mikirin apa yang orang lain pikirkan ke kita

    BalasHapus
  18. pendapat orang lain tuh kayanya emang rada menyeramkan mbaaaaa.. Tapi mau gimana juga, kita ga punya kuasa buat menutup mulut orang lain, kita cuma punya kekuata buat nutup kuping sendiri yaaaa

    BalasHapus
  19. Aku juga sering FOPO tanpa aku sadari.
    Jadi solusinya memang jadi diri sendiri dan yakin dengan apa yang aku yakini, gak menilai orang lain dari perspektifku. Karena bisa jadi, orang gakkan mikir apa yang aku pikirin.

    Bener banget yaa, ka Mei untuk mengendalikan apa yang bisa aku kendalikan.

    BalasHapus
  20. Aku pernah kayak gini kak dan bikin stress. Tapi sekarang aku cuekin aja. Kalau mau upload status ya upload aja. Ngapain dengerin anjing menggonggong. Kita positif aja jadi orang. Ngurus diri sendiri dan fokus memperbaiki diri sendiri

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan, karena apa yang anda tulis di blog ini akan menjadi doa bagi anda juga, terima kasih.