Biaya pendidikan yang mahal menjadi tantangan besar bagi banyak keluarga di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kenaikan biaya sekolah dan kuliah sering kali membebani orang tua dan siswa, membuat akses pendidikan berkualitas semakin sulit. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kesenjangan sosial dan kesempatan yang tidak merata. Penting untuk mencari solusi agar pendidikan tetap terjangkau dan dapat dinikmati semua kalangan tanpa terkendala biaya tinggi.
Kondisi memprihatinkan soal mahalnya dunia pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu ini, menggerakkan hati Muhammad Farid, seorang laki-laki asal Banyuwangi untuk mencari solusi agar-agar anak-anak di lingkungannya tetap bisa mengenyam pendidikan dengan layak. Sampai akhirnya lahirlah sebuah konsep luar biasa mengenai Sayur Untuk Sekolah.
Mengenal Muhammad Farid, Pahlawan Pendidikan Asal Banyuwangi
Muhammad Farid yang akrab dipanggil dengan Farid, bukan berasal dari keluarga yang serba ada. Ia tumbuh dari keluarga petani di Banyuwangi, sehingga ia terbiasa dengan kehidupan pertanian karena melihat orangtua dan tetangga sehari-harinya di ladang. Bersamaan dengan itu, Farid juga sedang mengenyam pendidikan dan sedang melakukan penelitian untuk tesisnya tentang Manajemen Pendidikan.
Pada akhirnya penelitian dan kondisi yang ia kerap lihat setiap hari tentang kondisi pendidikan di lingkungannya, serta kehidupan pertanian yang ia saksikan sedari kecil, justru memberikannya sebuah ide luar biasa yang pada akhirnya memberikan kontribusi besar pada dunia pendidikan di daerah tempat tinggalnya.
Gayung bersambut, berbekal pengalaman mengajarnya di berbagai sekolah sebagai guru agama di Madrasah Ibtidaiyah Jenesari (2001), SMP Merdeka (2002), SMP 2 Kalibaru (2003), dan SMP Unggulan (2004) memberikannya gambaran, bagaimana menyusun sebuah sistem atau kurikulum pembelajaran untuk sebuah pendidikan.
![]() |
Sumber Gambar: Kompas/Angger Putranto |
Setelah berhasil meyakinkan diri dan percaya akan kemampuan yang dimiliki, serta dukungan dari orang-orang terdekatnya, pada 6 Januari 2005 mulai memutuskan untuk merintis sekolah alam yang diberi nama SD SMP Alam Banyuwangi Islamic School (BIS).
Tingkat SMP dipimpin secara langsung oleh Farid sebagai Kepala Sekolah. Sementara untuk pengelolaan SD ia percayakan kepada sahabatnya, Suyanto Khoiru Ichwan. Keduanya berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pendidikan di daerahnya.
Sayur Untuk Sekolah, Harapan Pendidikan Untuk Masyarakat Kurang Mampu
Pria kelahiran 19 April 1979 ini, membuat konsep sekolahnya berupa konsep alam. Alampun merestui, niat baiknya dengan disambut oleh seseorang yang baik hati, yang memberikan sebuah lahan wakaf untuk dijadikannya tempat sekolah berbasis alam tersebut.
Lokasinya berada di atas bukit Desa Kopen yaitu di belakang perumahan Villa Alam Asri, Dusun Jenesari, Desa Genteng Kulon, Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan luas lahan wakaf 3000 meter bangunan sekolah alam Sayur Untuk Sekolah in berdiri dengan sederhana.
Sekolah berkonsep alam ini, diperuntukkan bagi siswa-siswi yang kurang mampu dan anak-anak yatim piatu. Sekolah alam ini, tidak ada bayaran SPP setiap bulannya, sebagai penggantinya adalah para siswa membayar dengan hasil panen di ladang seperti sayur, umbi-umbian, atau lainnya. kalau pun ternyata siswa-siswi ini masih belum mampu membayar sekolahnya dengan sayuran, maka Farid, tidak akan memungut biaya sepeserpun alias digratiskan.
Selain membayar menggunakan sayuran, Farid juga membiarkan siswa-siswinya menggunakan pakaian bebas, apalagi yang tidak memiliki sepatu. Seragam hanya dipakai pada hari Senin dan Selasa saja.
Sekolah alam Sayur Untuk Sekolah ini, menggabungkan kurikulum pendidikan modern dan agama Islam. Anak-anak di sekolah alam ini, tidak hanya belajar soal pengetahuan umum, tetapi juga belajar tentang agam Islam.
![]() |
Sumber Gambar: https://www.goodnewsfromindonesia.id/ |
Anak-anak akan belajar pengetahuan umum, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, sampai dengan berbagai bahasa. Maka tak heran jika siswa-siswinya banyak yang menguasai beragam bahasa. Mulai dari bahasa Jepang, Mandarin, Arab, sampai dengan Bahasa Inggris. Selain itu anak-anak juga akan belajar tentang agama Islam, mulai dari belajar Tahfidz Quran sampai dengan Kitab Kuning.
Sampai saat ini, sekolah alam yang didirikan Muhammad Farid ini sudah berusia 15 tahun. Meskipun sekolah ini gratis tetapi kualitasnya tidak diragukan lagi. Sekolah alam ini sudah banyak menghasilkan generasi muda berkualitas. Alumni sekolah alam SMP Alam Banyuwangi Islamic School (BIS) ini banyak yang melanjutkan pendidikan ke berbagai kampus di Indonesia bahkan sampai melanjutkan kuliah di luar negeri seperti di Kairo, Al-Azhar.
Berkat jasa-jasanya yang sangat luar biasa dalam mengantarkan anak-anak kurang mampu dan yatim piatu di daerahnya untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak, maka tak heran jika Astra menganugerahkan penghargaan luar biasa atas konsep sekolah alam Sayur Untuk Sekolah kepada Muhammad Farid dalam bidang pendidikan dengan menjadikannya sebagai salah satu Penerima Satu Astra Award Nasional Tahun 2010.
Berkat konsep Sayur Untuk Sekolah yang digulirkannya di daerahnya, banyak anak-anak yang kurang mampu dan yatim piatu, mendapatkan harapan baru untuk mengenyam pendidikan yang layak seperti orang lain. Bahkan bisa sampai meraih pendidikan sampai ke luar negeri. Semoga Sayur Untuk Sekolah ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mendukung dunia pendidikan dan memberikan ide baru. Bahwa untuk meraih pendidikan ada banyak cara, bahkan dengan seikat sayur yang terlihat tidak berharga.
Mari kita dukung pendidikan dengan terus menggaungkan pahlawan-pahlawan pendidikan yang selama ini tidak terdengar suaranya, seperti Muhammad Farid dengan Sayur Untuk Sekolah yang menjadi jalan bagi anak-anak kurang mampu untuk bisa sekolah
Refensi:
https://banyuwangi.viva.co.id/peristiwa/7889-sayur-untuk-sekolah-muhammad-farid-sang-inspirator-sekolah-alam-gratis-di-banyuwangi?page=1
https://kumparan.com/millennial/astra-cari-anak-bangsa-peduli-keberlanjutan-apakah-kamu-salah-satunya-257qNrITzTM/3
https://www.viva.co.id/edukasi/1770312-14-tahun-muhammad-farid-bayar-spp-pakai-sayur-alumni-sekolahnya-tersebar-hingga-kairo
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/04/muhammad-farid-sayur-untuk-sekolah-menanam-harapan-di-bayuwangi
https://www.kompas.id/artikel/sayur-dan-doa-menjadi-ilmu